Lompat ke konten

Sembahyang Bhuvana

Saras Dewi

Hampir setiap hal di dunia ini ada bidang kajiannya tersendiri. Tubuh manusia, misalnya, dikaji oleh cabang ilmu bernama anatomi; seni dikaji oleh kritik seni; seksualitas dikaji oleh seksologi; lingkungan hidup dikaji oleh ekologi. Namun, apakah mungkin jika semua hal itu dikaji oleh satu bidang yang menaungi beragam ilmu, yaitu filsafat?

 

Melalui buku ini, Saras Dewi menjawab: mungkin! Selain berisi refleksi kritis tentang filsafat itu sendiri, buku yang memuat tujuh esai ini menghadirkan pemahaman filosofis tentang bagaimana relasi antara tubuh, seni, seksualitas, dan lingkugan hidup. Dengan bantuan perspektif fenomenologis, terutama versi Maurice Merleau-Ponty, Saras Dewi mampu menunjukkan bagaimana kompleksitas dan ambiguitas tubuh manusia dalam konteks kesenian, seksualitas, dan lingkungan.

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter