Lompat ke konten

Kidung Anjampiani

Bre Redana

1925 Tahun yang selalu kukenang mulanya sebagai bencana. Paduka Raja Sri Kertarajasa Jayawardhana wafat. Melalui utusan, Patih Nambi mengundangnya menghadap. Kuda Anjampiani merasa kepalanya dipenuhi tanda tanya apa dan mengapa.

 

Setelah sebelumnya Gayatri, kali ini Bre Redana menyajikan Kidung Anjampiani. Dengan narasi yang khas, ia mengolah kembali cerita kolosal yang berakar dari kisah2 Majapahit.

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter