
BAKAR (Bahas Karya) Maksud Politik Jahat bersama Om Joss Wibisono
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
TONI MORRISON
(18 Februari 1931–5 Agustus 2019) adalah seorang penulis Afrika-Amerika. Romannya Beloved mengantarkannya memenangkan Penghargaan Pulitzer pada 1988. Ia menulis berbagai genre dari novel, cerita pendek, esai, drama, juga libretto. Pada 1993 ia dianugerahi Hadiah Nobel dalam Sastra, dan merupakan tokoh pertama Afro-Amerika yang menerimanya.
Buku ini berisi esai-esai Morrison tentang ras dan kehidupan sosial politik Afro Amerika.
Makalah ini saya rencanakan untuk saya beri judul “Pakan Kanon”, sebab istilah itu membuat saya berpikir tentang sesuatu yang kuat yang tampak menonjol di beberapa pokok bahasan dalam debat kanon akhir-akhir ini. Saya juga suka pada ketidakcocokan dan pelintiran dua kata itu. Pada awalnya, kata-kata itu mengingatkan saya pada sekelompok lelaki muda – berkulit hitam atau “etnik” atau miskin atau kelas pekerja – yang meninggalkan SMA untuk perang di Vietnam, dan oleh para aktivis antiperang dilihat sebagai “pakan”. Memang benar, banyak di antara mereka yang pergi, juga mereka yang kembali, diperlakukan seperti salah satu makna kata itu: “makanan mentah untuk ternak”.
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
“Di esai saya bisa menyederhanakan sesuatu dalam 500-600 kata. Itu sulit dilakukan di fiksi krna fiksi prlu sesuatu yg lbih detail. Lewat esai juga saya
6 Oktober 2022 – Cuaca cukup bersahabat sore itu. Dan orang-orang mulai berdatangan. Mengisi absensi-mengambil booklet-memesan minum-memilih tepat duduk. Beberapa haha hihi ketika bertemu
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.
Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam
WhatsApp us