Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Semestinya sejarah Indonesia memiliki lebih banyak biografi seperti ini, dimana pengalaman orang biasa dapat menemukan expresinya dalam teks. Dari riwayat hidup Ibu Rukiah, pembaca akan menarik banyak pelajaran tentang berkembangnya gerakan kiri di Indonesia tahun 1940an-1960an di tingkat akar rumput di luar Jawa.
Pembaca dapat melihat bagaimana satu angkatan –anak-anak Revolusi Agustus 1945–berkerja keras untuk memenuhi cita-cita revolusi nasional, seperti pemberantasan buta-huruf, peningkatkan kecerdasan bangsa, dan pemberdayaan perempuan. Represi terhadap gerakan kiri yang berawal dari tahun 1965 mengakhiri seluruh proses nation-building itu dan menghidupkan lagi etos negara kolonial, yang menjawab tuntutan-tuntutan orang miskin dengan penjara, kamp tahanan, dan pengasingan internal, seperti di desa baru Nanga-Nanga untuk ex-tapol di Sulawesi. Dengan buku ini, sejarah Indonesia jadi jauh lebih kaya dan semua sejarawan berutang budi kepada Ibu Magdalena Sitorus dan Ibu Rukiah.
– John Roosa, University of British Columbia,
Vancouver, Canada
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.
Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam
Menulis adalah cara saya bermeditasi. Tiada satu hari pun yang sanggup saya pikul dan jalani jika saya tidak menulis. Menulis adalah cara saya bertahan hidup.
Obrolan dengan kepala suku Tanda Baca, Eka Putra, untuk menerjemahkan esai-esai Toni Morrison diawali pada Februari 2021. Ketika itu aku baru saja rampung menerjemahkan kumpulan
KUCING! Ya, ampuuun! Kucing segala warna segala ras beragam polah! Dulu, semasa kanak-kanak, aku pernah fobia kucing; juga dua adikku. Untung fobia yang kuderita berakhir
WhatsApp us