Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Festival API merupakan program yang diinisiasi oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Tarumanagara (FSRD Untar) pada tahun 2019 dan bekerjasama dengan Perhimpunan INTI, Grafisosial dan melibatkan beberapa Universitas seperti FSRD Trisakti, FDSK Mercubuana dan FSRD Esa Unggul. Festival API diadakan dengan tujuan untuk mendokumentasikan individu yang telah melakukan perubahan pada bidang tertentu di suatu tempat/daerah dan kemudian ditampilkan dalam bentuk pameran yang berasal dari hasil lomba seperti lomba fotografi dan lomba video. Festival API juga ingin mengajak membuat narasi baru tentang pahlawan di era milenial bagi masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.
Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam
Menulis adalah cara saya bermeditasi. Tiada satu hari pun yang sanggup saya pikul dan jalani jika saya tidak menulis. Menulis adalah cara saya bertahan hidup.
Obrolan dengan kepala suku Tanda Baca, Eka Putra, untuk menerjemahkan esai-esai Toni Morrison diawali pada Februari 2021. Ketika itu aku baru saja rampung menerjemahkan kumpulan
KUCING! Ya, ampuuun! Kucing segala warna segala ras beragam polah! Dulu, semasa kanak-kanak, aku pernah fobia kucing; juga dua adikku. Untung fobia yang kuderita berakhir
WhatsApp us