Lompat ke konten

Jiwa-Jiwa Bermartabat

Magdalena Sitorus

Magdalena Sitorus menghabiskan waktu berbulan-bulan menelusuri perjalanan hidup Moehajati. Setelah peristiwa pembunuhan enam jenderal Angkatan Darat Indonesia pada 30 September 1965, Moehajati  adalah satu dari sekian banyak orang yang ditahan terlepas dari kenyataan bahwa mereka tidak bersalah. Magdalena, melalui perspektif Moehajati, mengungkap sejarah tragedi tersebut,sebuah babak sejarah Indonesia yang jarang terdengar dan masih tabu dibahas. Buku ini menyodorkan ingatan Moehajati akan pengalamannya, kisah seorang perempuan dan kemenangannya mengatasi trauma yang panjang dan brutal. Buku ini menjadi salah satu penerang dari periode gelap tersebut.

– Gloria Truly Estrelita, Peneliti Sejarah ‘65

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter