
BAKAR (Bahas Karya) Maksud Politik Jahat bersama Om Joss Wibisono
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
Buku ini meski tidak cukup komprehensif menyajikan fakta-fakta seputar isu-isu sensitif tersebut karena memang tidak dirancang sebagai dokumen akademik yang ketat merupakan rekaman atas jejak sejumlah peristiwa penting elektoral di sepanjang perhelatan Pemilu 2024, terutama sejak proses pra-kandidasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Disajikan dalam dua edisi yang berbeda, buku ini merupakan kumpulan tulisan yang memuat opini dengan berbagai perspektif terkait isu-isu elektoral tersebut. Sebagian besar tulisan telah dipublikasikan di beberapa media dan sisanya merupakan artikel-artikel baru yang ditulis untuk melengkapi perspektif dan analisisnya.
Sebagaimana lazimnya suatu kumpulan tulisan, artikel-artikel dalam buku ini membahas berbagai topik yang beragam. Hanya saja, boleh jadi berbeda dengan kumpulan tulisan pada umumnya, berbagai isu yang dibahas semuanya terkait dengan penyelenggaraan pemilu, khususnya Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024.
Penyajian isu-isu sebagaimana tecermin dalam judul-judul tulisan dilakukan dengan dua pendekatan sekaligus. Pertama, berdasarkan kedekatan dan keterkaitan antar topik atau isu yang dibahas. Kedua, berdasarkan urutan waktu peristiwa berlangsung dan tulisan dipublikasikan di media.
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
“Di esai saya bisa menyederhanakan sesuatu dalam 500-600 kata. Itu sulit dilakukan di fiksi krna fiksi prlu sesuatu yg lbih detail. Lewat esai juga saya
6 Oktober 2022 – Cuaca cukup bersahabat sore itu. Dan orang-orang mulai berdatangan. Mengisi absensi-mengambil booklet-memesan minum-memilih tepat duduk. Beberapa haha hihi ketika bertemu
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.
Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam
WhatsApp us