
BAKAR (Bahas Karya) Maksud Politik Jahat bersama Om Joss Wibisono
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
Hamzah Sahal
Humor, di kalangan pesantren dan NU, bukan saja menjadi alat penyegar suasana dan pemecah keseriusan, tapi juga menjadi ‘dalil’ atau argumentasi untuk mematahkan dalil-dalil kawan atau lawan bicara. Oleh karena menjadi dalil, dalam memainkan humor mereka serius, bukan cuma iseng.
Di NU dan pesantren, humor telah menjadi ‘tanda’, sebagaimana sarung atau kopyah. Bahkan ada yang berseloroh begini, humor itu menyempurnakan ke-NU-an dan kesantrian seseorang, persis seperti salat sunah rawatib yang menyempurnakan sembayang wajib. Subhanallah!
Almarhum Gus Dur sering dianggap jago pelontar humor, bahkan dinilai kiai pertama yang mengenalkan humor ala NU dan pesantren ke dunia luar. Bukan. Gus Dur bukan kiai pertama yang memperkenalkan humor ke dunia luar, meski memang sepertinya sampai hari ini, kiai yang bernama asli Abdurrahman Ad-Dakhil ini kualitas humornya kelas wahid, tidak ada bandingnya.
Lalu siapa orang pertama yang mengenalkan humor pesantren atau NU ke dunia luar? Saya tidak tahu. Susah menjawab pertanyaan ini, dan mungkin tidak penting juga untuk dijawab.
15 November 2024; malam, adalah kali kedua kami duduk setengah melingkar di Warung Sastra. Dalam suasana mendung dan riuh beberapa orang yang menonton timnas di
“Di esai saya bisa menyederhanakan sesuatu dalam 500-600 kata. Itu sulit dilakukan di fiksi krna fiksi prlu sesuatu yg lbih detail. Lewat esai juga saya
6 Oktober 2022 – Cuaca cukup bersahabat sore itu. Dan orang-orang mulai berdatangan. Mengisi absensi-mengambil booklet-memesan minum-memilih tepat duduk. Beberapa haha hihi ketika bertemu
Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,
Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.
Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam
WhatsApp us