Lompat ke konten

Muhammad Iqbal

“Selain menjadi edi­tor di Penerbit Indie Marjin Kiri, dan menjadi pengajar tetap di IAIN Palangka Raya.”
Muhammad Iqbal lahir di Amuntai, Kalimantan Selatan titimangsa 9 Oktober 1985. Menamatkan studi S1 Ilmu Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta (2009) dan S2 Ilmu Sejarah di Universitas Indonesia (2014). Selain menjadi edi­tor di Penerbit Indie Marjin Kiri, kiwari dia menjadi pengajar tetap di Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Us­huluddin Adab dan Dakwah (FUAD), IAIN Palangka Raya. Iqbal langkas menulis untuk media daring, seperti: vice.com, tirto.id, mojok.co, detik.com, alif.id, beritagar.id, alinea.id, ruangjurnal.com, islami.co, nu.or.id, historead.co.id, se­nandika.web.id, duniasantri.co, & bersatoe.com. Pada 2019, rampai esainya terbit sebagai buku dengan judul Tahun-tahun yang Menentukan Wajah Timur.

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter