Lompat ke konten

Rieke Diah Pitaloka

“Rieke Diah Pitaloka adalah aktivis, politisi, akademisi, yang mengawali kariernya sebagai pekerja seni.”
Rieke Diah Pitaloka, lahir di Garut, 8 Januari 1974. Ia adalah aktivis, politisi, akademisi, yang mengawali kariernya sebagai pekerja seni. Rieke tidak pernah memisahkan antara seni dan politik, “Saya politisi yang hidup dari seni. Seni mendidik saya menjadi politisi. Seni dan politik tidak pernah bisa saya pisahkan. Seni adalah puncak tertinggi dari semua aktivitas politik.Maka, politisi yang baik adalah juga seorang seniman. Seniman yang terampil membuka jalan menuju tercapainya kesejahteraan dan keadilan bagi segenap warga negara berdasarkan kebijakan publik yang tepat sasaran. Sebagai seniman yang juga politisi, saya berkeyakinan bahwa kesejahteraan rakyat tidak dapat dicapai dengan kebijakan politik, yang dirumuskan berdasarkan data-data yang tidak tepat (Pidato Kebudayaan dalam pembukaan pameran seni rupa Mangsimili, Yogyakarta, 20 November 2022).” Rieke Diah Pitaloka memperoleh penghargaan Young Global Leader (2011) dari World Economic Forum, The Most Powerful Woman (2010) dari Asia Globe. Ia menjabat sebagai anggota DPR-MPR RI Fraksi PDI Perjuangan (2009-2014, 2014-2019, dan 2019-2024), Ketua Umum Konfederasi Rakyat Pekerja Indonesia, Duta Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dan Dewan Pakar Indonesia untuk Memory of The World UNESCO, Dewan Penasihat Majelis Desa Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ketua Dewan Pakar Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia (ADKASI).

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter