Lompat ke konten

Ronny Agustinus

“Ronny Agustinus menempuh pendidikan di Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta. Pada 2000 ikut mendirikan kolektif seni Ruangrupa. “
Ronny Agustinus menempuh pendidikan di Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta. Pada 2000 ikut mendirikan kolektif seni Ruangrupa. Pada 2005 merintis penerbit Marjin Kiri yang masih terus ia kelola sampai sekarang sebagai pe­mimpin redaksi. Menekuni penerjemahan sastra Amerika Latin. Pada 2014-2016 menjadi kurator sesi Amerika Latin untuk festival film dokumenter dan eksperimental ARKIPEL di Jakarta. Sekarang ia juga tercatat sebagai wakil koordi­nator jaringan bahasa Inggris Aliansi Penerbit Independen In­ternasional.

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Sign up for our email newsletter