Lompat ke konten

Saras Dewi

“Saras Dewi adalah penyanyi Indonesia sekaligus dosen filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).”
Dr. Luh Gede Saraswati Putri, S.S., M.Hum. atau umum dikenal Saras Dewi (lahir 16 September 1983) adalah penyanyi Indonesia sekaligus dosen filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Saras lahir dan besar di Bali. Saras telah menerbitkan empat buku. Buku pertama adalah karya sastra kumpulan puisi dengan judul Jiwa Putih pada tahun 2004. Buku kedua merupakan buku nonfiksi tentang Hak Asasi Manusia (HAM) yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh UI Press yang bekerja sama dengan Uni Eropa, sedangkan buku ketiga yang berjudul Cinta Bukan Coklat terbit pada tahun 2010. Buku keempatnya terbit pada 2015 berjudul Ekofenomenologi. Tulisannya sebagai kolumnis dimuat di berbagai media, termasuk Media Indonesia, Jawa Pos, Bali Post, Media Hindu, Raditya, Nusa Tenggara Post. Dia banyak menulis terkait tema-tema sosial, budaya, dan politik.

Posting artikel terkait

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara

Mengurai Sejarah Konflik Maluku Utara Resensi “Jangan Percaya Surat Palsu” oleh Linda Christanty Buku “Jangan Percaya Surat Palsu: Laporan Jurnalistik tentang Konflik di Maluku Utara,

Empat Setengah Jam di Punika

Bang Nezar Patria, menceritakan kembali hal-hal di balik tulisan yang menjadi salah satu yang paling sering diingat: Sejarah Mati di Kampung Kami. Ditulis delapan belas tahun lalu, saat ia masih wartawan muda. Saat itu, ia ditugaskan meliput kampung halaman pasca tsunami. Suasana dan aroma yang dirasakan di kampung halaman, melahirkan salah satu tulisan yang sangat personal dan kuat. “Kata teman-teman, artikel itu kerap menjadi salah satu contoh beberapa kelas menulis features. Saya merasa tersanjung”, katanya.

Kisah Inspiratif Penyintas

Memahami sejarah untuk menata masa depan yang lebih baik adalah sebuah tindakan sadar dan strategis yang perlu dilakukan oleh sebuah bangsa yang berkehendak maju dalam

Menulis Adalah Cara Saya Bermeditasi

Menulis adalah cara saya bermeditasi. Tiada satu hari pun yang sanggup saya pikul dan jalani jika saya tidak menulis. Menulis adalah cara saya bertahan hidup.

Pengalaman Menerjemahkan Cerita Kucing

KUCING! Ya, ampuuun! Kucing segala warna segala ras beragam polah! Dulu, semasa kanak-kanak, aku pernah fobia kucing; juga dua adikku. Untung fobia yang kuderita berakhir

Sign up for our email newsletter